Kehidupan dunia pada hakekatnya adalah suatu gambaran
bagi kehidupan akherat, yaitu; tiap orang yang berjuang di dalamnya untuk menjalankan
kehidupannya, masing-masing mengarah pada segala sesuatu yang diniatkan dalam
wawasan I’tiqod batinnya. Tiadalah seseorang akan memperbuat sesuatu dalam
hidupnya, kecuali sesuai dengan hasrat hati dalam rasa jiwa, dan tiadalah rasa
jiwa akan mengarah dalam suatu kehendak melainkan sangat dipengaruhi kuat oleh
berbagai wawasan keilmuan yang dipahaminya, dan semua ini berpaut pada
keyakinan dalam keimanannya. Yaitu; iman yang tiada diberikan pemahaman lanjut bagi memahami
akan hak Tuhannya, akan sangat lemah sehingga sangat mudah terperosok mengarah
kepada suatu langkah kehidupan yang justru bertentangan dengan kehendak Allah
Jalla jallaaluh. Dan iman dengan semangat jiwa yang kuat, adalah karena
diselimuti dengan cahaya ilahi dalam pemahaman akan berbagai kebajikan dari
kehendak Allah dalam ketetapan syareatnya, akan mengarah pada langkah-langkah
kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah, yaitu; dalam taufiq hidayah-Nya.
Maka dua arah dalam dua keadaan langkah kehidupan
manusia, tergambar dalam dialog nurani suci fitrah insani dalam wawasan pandang
getar ilahiyyah, dengan kehendak hati dalam wawasan pandang nafsu basyariyyah
dunyawiyyah. dua wawasan pandang sangat berbeda keadaan kehendak dan langkah
yang diinginkan dari kehidupannya, maka yang satu mengarah pada kesucian pada
perjalanan Tuhan yang Rahman, dan yang satu lagi mengarah pada perjalanan
kesesatan pengaruh nafsu diri dan setan. Maka berkata nurani suci kepada nafsu
bayariyyah diri; ‘Wahai diriku..Sungguh aku takut kepada Allah yang telah
memberi kita berita akan kenikmatan kehidupan akherat dengan surganya, dan kita
beriman kepadanya,..sedangkan kamu selalu menghendaki kenikmatan kehidupan dunia
dengan berbagai perkaranya,…
Maka menjawab nafsu diri dengan pandangan buruknya,,”
hai diriku.. tenang saja kita ini masih muda, dan Allah itu maha pengampun,
sedang ajal masih jauh..kita masih banyak waktu untuk bersenang-senang dengan
segala kenikmatan dunia ini..kamu cerewet dan tidak berguna.. Kemudian
dibunuhnyalah nurani suci insaninya, yang padahal berwawasan pandang dari getar
ilahiyyah dari Rahmat Allah untuk mengajaknya kembali kepada jalan fitrah Tuhan
Yang maha suci. Tidak hanya sekali,. setiap datang nurani suci diri yang
lain,..dengan seruan sucinya , maka dibunuhnya..sehingga matilah hati, tandus
tiada kesejukan dan gelap tanpa cahaya Ilahi..
Maka tiadalah pengingat dan penegurnya dalam langkah
sesat pada kehidupannya, sehingga penuhlah api nafsu amaroh, api kezaliman dan
kemaksiyatan, membara sangat panasnya, dan tiadalah gamabaran bagi arah
langkahnya, melainkan menuju induk apinya pada kehidupan akherat dineraka
jahanam, dan dalam gelap pada kegelapan hembusan asap hitam neraka jahanam. Sedangkan
bagi orang-orang yang menerima seruan nurani suci dari Rahmat Tuhannya dari
wawasan getar-getar ilahiyyah, akan bercahaya hatinya dan penuh dengan
kesejukan dan merasakan kenikmatan hidup yang hakiki, dan tiadalah gambaran
arah langkahnya, melainkan menuju induk cahaya kesejukan yaitu; pada Rahmat
Tuhan dalam surga-Nya yang penuh cahaya kemilau dengan segala keindahan yang
tak terbayangkan, dan penuh kesejukan. Dengan suatu tafakur ini maka dapatlah
kita melihat dan merasakan langkah-langkah kehidupan yang terjadi dalam wawasan
pemahaman hikmah yang ada dari kadar pemahaman hati pada kadar keimanan dalam suatu
pandangan. Orang-orang yang tergambar langkah-langkah hidupnya menuju
gelap pada kegelapan akheratnya (neraka) mempunyai sifat merusak,
Dan orang-orang yang tergambar langkah-langkah
hidupnya menuju cahaya pada kemilaunya akherat (surga) mempunyai sifat ishlah
yaitu; membenahi
Tiadalah Allah menzalimi
hamaba-hambanya dengan semua keadaan kehidupannya, bagi dunia dan akheratnya,
melainkan si hambalah yang merusak karunia dari-Nya dengan berbagai kezaliman
dan arah langkah yang salah dari berbagai jalan kesesatan, baik kesesatan pada
jahir (syareat) atau kesesatan pada batin (hakekat). Maka tiadalah dapat
ternilai lurus bagi langkah-langkah yang hanya menetap pada jahir syareat saja,
kecuali lurus pula pada hakekat yaitu; pada niat dan I’tiqod hatinya. Dan
tiadalah dikatakan lurus pada batin hakekat melainkan menetap kuat pada
Syareat_Nya. Wallohu a’lam.
Klik; Kajian Tasawuf, Falsafah Hikmah, Dongeng Sufi, Majelis Dzikir Internet (Madznet) & Majelis Taklim Internet (Matnet).; http://mamakkoswara.wordpress.com
Klik; Kajian Makrifat, spiritual & penyembuhan; www.mamak-koswara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar