TASAWUF

Kamis, 02 Februari 2012

ORANG-ORANG YANG TERSESAT BATHINNYA


Allah SWT menetapkan kebaikan dan keburukan, manusia hanya menilai dengan sekira-kira. Allah SWT menetapkan benar dan salah, manusia hanya menilai dengan sekira-kira. Allah SWT menetapkan hak dan batil, manusia hanya menilai dengan sekira-kira. Maka tiadalah bagi manusia mempunyai kemampuan menilai apa-apa yang datang dari hak Allah hanya dengan kira-kira, melainkan kembali dengan segala yang turun dari-Nya juga yaitu: Kitab Allah dan Sunnah Rasulnya, dan demikian pula segala pemahaman harus kembali dengan suatu rujukan yang pasti kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya dengan nur yang menerangi dada dari Nurullah.
Maka tiadalah orang-orang yang tersesat bathinnya, melainkan mereka selalu mengikuti hawa nafsunya dalam menafsirkan berbagai keadaan dalam pemahaman ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW. Mereka membengkokkan segala pemahaman itu untuk kepentingan dirinya. Mereka mengikuti hawa nafsunya dan berbagai keadaan dalam gejolak pada kehidupannya. Mereka hanya bermain-main dalam keadaan pemahaman ayat-ayat Al Qur’an. Mereka menjadikan ayat-ayat Allah sebagai tangga-tangga kesuksesan bagi kesenangan kehidupannya, yaitu; dijadikannya segala sesuatu dari apa yang diturunkan Allah dan Rasulnya untuk dapat menghibur, dapat menenangkan orang lain, dan dapat membawa orang-orang yang dihadapinya kepada suatu keadaan sehingga mencintai dirinya, menyenangi dirinya dan bersimpati kepadanya. Mereka berjahir seperti orang-orang suci, padahal hati mereka penuh kerusakan, mereka menghafal ayat-ayat Allah, akan tetapi buta pada pemahaman ma’rifat kepada Allah.
Maka segala sesuatu ditetapkannya dengan hawa nafsunya dalam kehendak diri hanya dengan kira-kira. Mereka hanya melihat segala sesuatu pada jahirnya saja, karena penafsiran mereka hanya dengan akalnya dan pemikiran-pemikiran dari dorongan nafsunya dan setan menyesatkannya. Dan tiadalah manusia dapat menafsirkan segala sesuatu yang datang dari Allah dengan sebenar-benarnya dalam hakekat pandangan Allah. Maka orang-orang yang sesat ini, Mereka berbicara mengatasnamakan Allah dalam pandangan akal dan fikir dan rasa dengan segala kehendak yang semuanya terpaut pada hawa nafsunya dalam keterbatasan basyariyah manusiawi. Padahal segala ayat Allah mempunyai penafsiran jahir dan batin, Sebagaimana dikatakan Rasul
ان لكل آية ظهر وبطنا
Mereka tersesat dan menyesatkan umat, buta mata hatinya tiada memahami akan segala sesuatu dari kehendak Allah. Bahkan mereka sangat gemar bermujadalah/berdebat dari masalah-maslah agama. Padahal meraka tiada memahami apa yang dikehendaki Allah dalam hakekat yang sebenarnya dari segala rahasia hikmah. Bahkan mereka tidak pernah mengenal kerusakan hatinya sendiri, apalagi orang lain. Bahkan merasa benar dan lurus karena telah kuat mengerjakan segala amal syareat dengan berbagai kepandaian yang dihafal. Dan terjadi lintasan kibir pada hatinya yang mengatakan “ Aku adalah orang shaleh“ Sehingga sangat suka dengan pujian dan sanjungan dan sangat takut kehilangan pengikut, dan bangga dengan banyaknya pengikut. Mereka adalah orang-orang yang sangat merusak, karena mereka sesat dan menyesatkan umat. Batin mereka penuh dengan kegalauan dengan ria, sombong, mereka orang-orang yang tidak mau menerima segala pendapat dalam musyawarah dan tidak memutuskan dengan istikhoroh. Mereka hanya melihat apa yang mereka yakini dalam nuansa perkiraan saja, mereka hanya melihat apa yang jahir dari segala yang mereka terima, mereka mengadakan berbagai keadaan-keadaan yang menjadikan umat terpecah dengan alasan demi umat. Pada hakekatnya tiadalah dihati mereka rasa kasih dan sayang kepada umat sebagaimana Rasulullah SAW memiliki sifat harisun 
Rasulullah saw mempunyai sifat kasih sayang harisun kepada umat, sangat menginginkan keimanan bagi umatnya dengan lurus pada jalan Allah. sedangkan mereka, sangat kasih kepada dirinya dan orang-orang yang dicintainya, mereka menghambur-hamburkan pembicaraan yang tiada bermanfaat, untuk kepentingan mereka sendiri. Adalah keadaan mereka sangat takut kepada kekurangan, kemiskinan dan mereka sangat rakus, tamak kepada apa-apa yang menjadikan mereka senang. Mereka itu "hubudunya  wakrohiyatul maut" cinta dunia takut mati…………… maka mereka menyangka Allah mencintainya,.. tiadalah bagi mereka.. kecuali kebencian Allah, sebab mereka berbicara, tetapi mereka tidak melaksanakannya dan mereka menetapkan pendapatnya dengan hawa nafsunya. Naudzu billah……….


Klik; Kajian Tasawuf, Falsafah Hikmah, Dongeng Sufi, Majelis Dzikir Internet (Madznet) & Majelis Taklim Internet (Matnet).; http://mamakkoswara.wordpress.com
Klik; Kajian Makrifat, spiritual & penyembuhan; http://www.mamak-koswara.com





Tidak ada komentar:

Posting Komentar