Allah SWT menetapkan kebaikan dan keburukan, manusia
hanya menilai dengan sekira-kira. Allah SWT menetapkan benar dan salah, manusia
hanya menilai dengan sekira-kira. Allah SWT menetapkan hak dan batil, manusia
hanya menilai dengan sekira-kira. Maka tiadalah bagi manusia mempunyai kemampuan
menilai apa-apa yang datang dari hak Allah hanya dengan kira-kira, melainkan kembali
dengan segala yang turun dari-Nya juga yaitu: Kitab Allah dan Sunnah Rasulnya,
dan demikian pula segala pemahaman harus kembali dengan suatu rujukan yang
pasti kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya dengan nur yang menerangi dada
dari Nurullah.
Maka tiadalah orang-orang yang tersesat
bathinnya, melainkan mereka selalu mengikuti hawa nafsunya dalam
menafsirkan berbagai keadaan dalam pemahaman ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits
Rasulullah SAW. Mereka membengkokkan segala pemahaman itu untuk kepentingan
dirinya. Mereka mengikuti hawa nafsunya dan berbagai keadaan dalam gejolak pada
kehidupannya. Mereka hanya bermain-main dalam keadaan pemahaman ayat-ayat Al
Qur’an. Mereka menjadikan ayat-ayat Allah sebagai tangga-tangga kesuksesan bagi
kesenangan kehidupannya, yaitu; dijadikannya segala sesuatu dari apa yang
diturunkan Allah dan Rasulnya untuk dapat menghibur, dapat menenangkan orang
lain, dan dapat membawa orang-orang yang dihadapinya kepada suatu keadaan sehingga
mencintai dirinya, menyenangi dirinya dan bersimpati kepadanya. Mereka berjahir
seperti orang-orang suci, padahal hati mereka penuh kerusakan, mereka menghafal
ayat-ayat Allah, akan tetapi buta pada pemahaman ma’rifat kepada Allah.
Maka segala sesuatu ditetapkannya dengan hawa nafsunya
dalam kehendak diri hanya dengan kira-kira. Mereka hanya melihat segala sesuatu
pada jahirnya saja, karena penafsiran mereka hanya dengan akalnya dan pemikiran-pemikiran
dari dorongan nafsunya dan setan menyesatkannya. Dan tiadalah manusia dapat
menafsirkan segala sesuatu yang datang dari Allah dengan sebenar-benarnya dalam
hakekat pandangan Allah. Maka orang-orang yang sesat ini, Mereka berbicara mengatasnamakan
Allah dalam pandangan akal dan fikir dan rasa dengan segala kehendak yang semuanya
terpaut pada hawa nafsunya dalam keterbatasan basyariyah manusiawi. Padahal
segala ayat Allah mempunyai penafsiran jahir dan batin, Sebagaimana dikatakan
Rasul
ان لكل آية ظهر وبطنا
Mereka tersesat dan menyesatkan umat, buta mata
hatinya tiada memahami akan segala sesuatu dari kehendak Allah. Bahkan mereka
sangat gemar bermujadalah/berdebat dari masalah-maslah agama. Padahal meraka
tiada memahami apa yang dikehendaki Allah dalam hakekat yang sebenarnya dari segala
rahasia hikmah. Bahkan mereka tidak pernah mengenal kerusakan hatinya sendiri, apalagi
orang lain. Bahkan merasa benar dan lurus karena telah kuat mengerjakan segala
amal syareat dengan berbagai kepandaian yang dihafal. Dan terjadi lintasan
kibir pada hatinya yang mengatakan “ Aku adalah orang shaleh“ Sehingga sangat
suka dengan pujian dan sanjungan dan sangat takut kehilangan pengikut, dan
bangga dengan banyaknya pengikut. Mereka adalah orang-orang yang sangat
merusak, karena mereka sesat dan menyesatkan umat. Batin mereka penuh dengan kegalauan
dengan ria, sombong, mereka orang-orang yang tidak mau menerima segala pendapat
dalam musyawarah dan tidak memutuskan dengan istikhoroh. Mereka hanya melihat
apa yang mereka yakini dalam nuansa perkiraan saja, mereka hanya melihat apa
yang jahir dari segala yang mereka terima, mereka mengadakan berbagai
keadaan-keadaan yang menjadikan umat terpecah dengan alasan demi umat. Pada
hakekatnya tiadalah dihati mereka rasa kasih dan sayang kepada umat sebagaimana
Rasulullah SAW memiliki sifat harisun
Rasulullah saw mempunyai sifat kasih sayang harisun kepada umat, sangat
menginginkan keimanan bagi umatnya dengan lurus pada jalan Allah. sedangkan mereka, sangat kasih kepada dirinya dan
orang-orang yang dicintainya, mereka menghambur-hamburkan pembicaraan yang
tiada bermanfaat, untuk kepentingan mereka sendiri. Adalah keadaan mereka
sangat takut kepada kekurangan, kemiskinan dan mereka sangat rakus, tamak
kepada apa-apa yang menjadikan mereka senang. Mereka itu "hubudunya wakrohiyatul maut" cinta dunia takut
mati…………… maka mereka menyangka Allah mencintainya,.. tiadalah bagi
mereka.. kecuali kebencian Allah, sebab mereka berbicara, tetapi mereka tidak
melaksanakannya dan mereka menetapkan pendapatnya dengan hawa nafsunya. Naudzu
billah……….
Klik; Kajian Tasawuf, Falsafah Hikmah, Dongeng Sufi, Majelis Dzikir Internet (Madznet) & Majelis Taklim Internet (Matnet).; http://mamakkoswara.wordpress.com
Klik; Kajian Makrifat, spiritual & penyembuhan; http://www.mamak-koswara.com
Klik; Kajian Makrifat, spiritual & penyembuhan; http://www.mamak-koswara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar