TASAWUF

Rabu, 01 Februari 2012

ULAMA sebagai PELITA DAN PERDAMAIAN UMAT


Assalamu 'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh

Alhamdulillah washolatu wassalamu ala Rosulillah Sayyidina Muhammadibni Abdillah.

Ketika Allah menghendaki kepada seorang hambaNya lalu Ia menetapkan kehendakNya itu atas si hamba maka dibuatNya-lah suatu keadaan dari kehidupan si hamba untuk selalu mendekat kepada-Nya yaitu dibuatkan-Nya lah berbagai kehidupannya itu menjadi tangga-tangga batin untuk mendekat diri dalam suatu kadar kedekatan yang dikehendaki-Nya, maka si hamba akan terus dan terus mendekat tanpa disadarinya ia telah mendekat kepada Allah, atau dengan kesadarannya dari kefahaman yang di berikan Allah atasnya kemudian menetapkan-Nya suatu derajat atasnya, lalu si hamba bersyukur kepada-Nya dan ia menatap lurus atas segala keadaan kehidupannya, dengan lurusnya wajah batin kepada Al-Hak.
Kemudian Allah menyambutnya dengan berbagai karunia dan rahmat yang tiada terputus, sehingga si hamba terus menerus dalam lingkungan Allah dengan keadaan yang mulia, maka Allah menghendaki bagi si hamba untuk menjalankan apa yang dikehendaki-Nya dari berbagai rahasia-rahasia pada asroriyyah batiniyyah, maka difahaminya oleh si hamba, pada akhirnya si hamba berjalan dalam kehidupannya dengan suatu keadaan yang berbeda pada keadaan semula. Yaitu; menjadilah ia wakil-wakil Allah di muka bumi sebagai khalifatullah, kemudian ia menatap lurus kepada Makhluk dari lurusnya wajah batin kepada Allah.
Tiadalah yang dilihat melainkian kehendak-Nya, tiadalah yang diperbuat melainkan Af”al-Nya, tiadalah yang ditetapkan melainkan ketetapan-Nya. Yaitu; segalanya adalah ketetapan Al-Hak Allahu Jalla Jalaaluh. Maka keadaan ini adalah suatu keadaan dalam fillah menetapnya si hamba sebagai orang-orang yang dikehnedaki untuk dapat memberikan cahaya-NYA bagi kehidupan makhluk dan berbagai keadaan yang dikehendaki dalam rahasia-rahasia Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Kemudian Allah menurunkan berbagai kedaan yang menjadikan si hamba membawa berbagai berkah, yaitu; adanya si hamba dalam kehidupannya sebagai berkah bagi kehidupan makhluk yang lain, seperti Rasulullah SAW sebagai Rahmatan lilaalamin.
Maka para hamba yang mendapatkan karunia ini adalah para penerus dari perjuangan perjalanan para Rasul khususnya Sayidina Muhammad SAW. Mereka adalah orang-orang yang faham akan apa yang dikehendaki Allah mereka adalah orang-orang yang mengerti yaitu; orang-orang yang selalu takut kepada Allah. Mereka hidup dalam dua keadaan, yaitu; pada ahwal batiniyyah dan pada keadaan jahiriyyah, maka jahiriyyah mereka menetap kuat dalam ikatan syareat yang dikehendaki Allah, dan ahwal batin mereka menetap lurus dalam segala keadaan pada Hak Allah yaitu; dalam asroriyyah batiniyyah pada berbagai kedaan zikir pada maknawiyyah yang hanya difahami Allah dan dirinya sendiri dalam asroriyyahnya. Maka keadaan ini adalah suatu keadaan dalam derajat yang menetapkan si hamba untuk menjadi panji-panji Allah yaitu; sebagai penerang bagi umat.
Mereka tidak berbicara dengan lisannya, tetapi mereka berbicara dengan nur dari nur Allah, mereka tidak melangkahkan kaki dengan tenaganya, tetapi mereka melangkahkan kaki dengan Alquwah dari kekuatan Allah, mereka memandang tidak dengan pandangan hawa nafsu tetapi mereka memandang dengan penuh kasih sayang pada kelembutan Allah. Maka mereka adalah orang-orang yang diharapkan dapat memimpin segala keadaan dengan kebijakan pada hikmah yaitu; suatu keadaan yang berpaut dengan alam ghaibiyyah dan alam jahiriyyah. Dan semua keadaan ini adalah membawa rahmat bagi semua makhluk. Maka meraka inilah yang dikatakan; bahwa para ulama penerus para nabi.
Merekalah para ulama yang amilin, ulama yang mengamalkan ilmunya, merekalah pelita umat, merekalah pemimpin umat, tidak ada dihatinya kerusakan dan lurus pada jahir dan menetap dalam hak Allah, dan mereka yang menetap dalam segala kehendak Allah, yang membawa keberkahan rohmatan lil’alamin. Mereka berbicara dengan faham yang Allah berikan. Ketahuilah mereka tidak terlihat oleh mata lahiriyyah, melainkan dengan faham pada ilham. Maka adanya mereka mendamaikan kehidupan manusia yang saling berdampingan satu sama lain walaupun berbeda2 paham dan agama maupun berbagai adat dan budaya, sebab mereka memendang kehidupan dengan kasih sayangnya Allah dari sifat rohman-Nya atas manusia dan semua makhluk. Wallohu a’lam.            

Klik; Kajian Tasawuf, Falsafah Hikmah, Dongeng Sufi, Majelis Dzikir Internet (Madznet) & Majelis Taklim Internet (Matnet).; http://mamakkoswara.wordpress.com
Klik; kajian Makrifat, spiritual & penyembuhan; www.mamak-koswara.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar