Assalamu 'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh
Alhamdulillah washolatu wassalamu ala Rosulillah
Sayyidina Muhammadibni Abdillah.
Ketika Allah menghendaki kepada seorang hambaNya lalu
Ia menetapkan kehendakNya itu atas si hamba maka dibuatNya-lah suatu keadaan
dari kehidupan si hamba untuk selalu mendekat kepada-Nya yaitu dibuatkan-Nya lah
berbagai kehidupannya itu menjadi tangga-tangga batin untuk mendekat diri dalam
suatu kadar kedekatan yang dikehendaki-Nya, maka si hamba akan terus dan terus
mendekat tanpa disadarinya ia telah mendekat kepada Allah, atau dengan
kesadarannya dari kefahaman yang di berikan Allah atasnya kemudian
menetapkan-Nya suatu derajat atasnya, lalu si hamba bersyukur kepada-Nya dan ia
menatap lurus atas segala keadaan kehidupannya, dengan lurusnya wajah batin
kepada Al-Hak.
Kemudian Allah menyambutnya dengan berbagai karunia
dan rahmat yang tiada terputus, sehingga si hamba terus menerus dalam
lingkungan Allah dengan keadaan yang mulia, maka Allah menghendaki bagi si hamba
untuk menjalankan apa yang dikehendaki-Nya dari berbagai rahasia-rahasia pada
asroriyyah batiniyyah, maka difahaminya oleh si hamba, pada akhirnya si hamba
berjalan dalam kehidupannya dengan suatu keadaan yang berbeda pada keadaan
semula. Yaitu; menjadilah ia wakil-wakil Allah di muka bumi sebagai
khalifatullah, kemudian ia menatap lurus kepada Makhluk dari lurusnya wajah
batin kepada Allah.
Tiadalah yang dilihat melainkian kehendak-Nya,
tiadalah yang diperbuat melainkan Af”al-Nya, tiadalah yang ditetapkan melainkan
ketetapan-Nya. Yaitu; segalanya adalah ketetapan Al-Hak Allahu Jalla Jalaaluh.
Maka keadaan ini adalah suatu keadaan dalam fillah menetapnya si hamba sebagai
orang-orang yang dikehnedaki untuk dapat memberikan cahaya-NYA
bagi kehidupan makhluk dan berbagai keadaan yang dikehendaki dalam
rahasia-rahasia Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Kemudian Allah
menurunkan berbagai kedaan yang menjadikan si hamba membawa berbagai berkah,
yaitu; adanya si hamba dalam kehidupannya sebagai berkah bagi kehidupan makhluk
yang lain, seperti Rasulullah SAW sebagai Rahmatan lilaalamin.
Maka para hamba yang mendapatkan karunia ini adalah
para penerus dari perjuangan perjalanan para Rasul khususnya Sayidina Muhammad
SAW. Mereka adalah orang-orang yang faham akan apa yang dikehendaki Allah
mereka adalah orang-orang yang mengerti yaitu; orang-orang yang selalu takut
kepada Allah. Mereka hidup dalam dua keadaan, yaitu; pada ahwal batiniyyah dan
pada keadaan jahiriyyah, maka jahiriyyah mereka menetap kuat dalam ikatan
syareat yang dikehendaki Allah, dan ahwal batin mereka menetap lurus dalam
segala keadaan pada Hak Allah yaitu; dalam asroriyyah batiniyyah pada berbagai
kedaan zikir pada maknawiyyah yang hanya difahami Allah dan dirinya sendiri
dalam asroriyyahnya. Maka keadaan ini adalah suatu keadaan dalam derajat yang
menetapkan si hamba untuk menjadi panji-panji Allah yaitu; sebagai penerang
bagi umat.
Mereka tidak berbicara dengan lisannya, tetapi mereka
berbicara dengan nur dari nur Allah, mereka tidak melangkahkan kaki dengan
tenaganya, tetapi mereka melangkahkan kaki dengan Alquwah dari kekuatan Allah,
mereka memandang tidak dengan pandangan hawa nafsu tetapi mereka memandang
dengan penuh kasih sayang pada kelembutan Allah. Maka mereka adalah orang-orang
yang diharapkan dapat memimpin segala keadaan dengan kebijakan pada hikmah
yaitu; suatu keadaan yang berpaut dengan alam ghaibiyyah dan alam jahiriyyah.
Dan semua keadaan ini adalah membawa rahmat bagi semua makhluk. Maka meraka
inilah yang dikatakan; bahwa para ulama penerus para nabi.
Merekalah para ulama yang amilin, ulama yang
mengamalkan ilmunya, merekalah pelita umat, merekalah pemimpin umat, tidak ada
dihatinya kerusakan dan lurus pada jahir dan menetap dalam hak Allah, dan
mereka yang menetap dalam segala kehendak Allah, yang membawa keberkahan
rohmatan lil’alamin. Mereka berbicara dengan faham yang Allah berikan. Ketahuilah
mereka tidak terlihat oleh mata lahiriyyah, melainkan dengan faham pada ilham.
Maka adanya mereka mendamaikan kehidupan manusia yang saling berdampingan satu
sama lain walaupun berbeda2 paham dan agama maupun berbagai adat dan budaya,
sebab mereka memendang kehidupan dengan kasih sayangnya Allah dari sifat
rohman-Nya atas manusia dan semua makhluk. Wallohu a’lam.
Klik; Kajian Tasawuf, Falsafah Hikmah, Dongeng Sufi, Majelis Dzikir Internet (Madznet) & Majelis Taklim Internet (Matnet).; http://mamakkoswara.wordpress.com
Klik; kajian Makrifat, spiritual & penyembuhan; www.mamak-koswara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar